Filsafat Pendidikan Nasional Sebagai Budaya Kearifan Lokal Nias
Darmawan Harefa, M.Pd.
Buku “Filsafat Pendidikan Nasional Sebagai Budaya Kearifan Lokal Nias” hadir sebagai upaya mendalam untuk mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dari Pulau Nias ke dalam filosofi pendidikan nasional Indonesia. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya, buku ini menyajikan sebuah pandangan bahwa pendidikan nasional seharusnya tidak hanya berfokus pada perkembangan intelektual, tetapi juga pada pembentukan karakter yang berbasis pada kearifan budaya lokal, terutama dari Nias.
Pulau Nias, dengan segala tradisi dan nilai luhur yang telah ada sejak lama, menyimpan kearifan-kearifan yang mengajarkan tentang kebersamaan, musyawarah, keharmonisan dengan alam, serta penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur. Nilai-nilai ini, seperti Hombo Batu (musyawarah untuk mufakat), Ya'ahowu (persaudaraan dan kebersamaan), Sökhi Mate Moroi Aila (kebijaksanaan dalam melihat dunia), Tari Baluse (gotong royong), Orahua (penghormatan terhadap alam dan leluhur), dan Sumange Ba Lakhomi (menjaga keharmonisan dalam komunitas), diangkat dalam buku ini sebagai inti dari filosofi pendidikan yang dapat memperkaya sistem pendidikan nasional Indonesia.
Buku ini mengajak pembaca untuk menggali dan memahami bahwa kearifan lokal bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan sumber inspirasi bagi pembentukan karakter bangsa yang lebih beradab, bijaksana, dan mencintai tanah air. Penulis menyajikan cara-cara di mana pendidikan bisa diharmonisasikan dengan nilai-nilai budaya lokal untuk menciptakan generasi yang tidak hanya unggul dalam aspek akademik, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan moral dan sosial.
Dengan menghubungkan filsafat pendidikan nasional dengan budaya kearifan lokal Nias, buku ini memberikan kontribusi penting dalam memperkaya pandangan tentang pendidikan yang holistik dan relevan, serta dapat menjadi referensi bagi pendidik, pembuat kebijakan, dan masyarakat untuk menciptakan pendidikan yang tidak hanya mengutamakan pengetahuan, tetapi juga karakter yang berakar pada nilai luhur bangsa.
Pulau Nias, dengan segala tradisi dan nilai luhur yang telah ada sejak lama, menyimpan kearifan-kearifan yang mengajarkan tentang kebersamaan, musyawarah, keharmonisan dengan alam, serta penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur. Nilai-nilai ini, seperti Hombo Batu (musyawarah untuk mufakat), Ya'ahowu (persaudaraan dan kebersamaan), Sökhi Mate Moroi Aila (kebijaksanaan dalam melihat dunia), Tari Baluse (gotong royong), Orahua (penghormatan terhadap alam dan leluhur), dan Sumange Ba Lakhomi (menjaga keharmonisan dalam komunitas), diangkat dalam buku ini sebagai inti dari filosofi pendidikan yang dapat memperkaya sistem pendidikan nasional Indonesia.
Buku ini mengajak pembaca untuk menggali dan memahami bahwa kearifan lokal bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan sumber inspirasi bagi pembentukan karakter bangsa yang lebih beradab, bijaksana, dan mencintai tanah air. Penulis menyajikan cara-cara di mana pendidikan bisa diharmonisasikan dengan nilai-nilai budaya lokal untuk menciptakan generasi yang tidak hanya unggul dalam aspek akademik, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan moral dan sosial.
Dengan menghubungkan filsafat pendidikan nasional dengan budaya kearifan lokal Nias, buku ini memberikan kontribusi penting dalam memperkaya pandangan tentang pendidikan yang holistik dan relevan, serta dapat menjadi referensi bagi pendidik, pembuat kebijakan, dan masyarakat untuk menciptakan pendidikan yang tidak hanya mengutamakan pengetahuan, tetapi juga karakter yang berakar pada nilai luhur bangsa.